Perjalanan Nuryaqin Bangun Usaha Lewat KUR BRI

oleh -14 Dilihat
oleh

Nuryaqin (35), warga Kampung Paniis RT 01 RW 14, Desa Panimbang Jaya, Kecamatan Panimbang, merupakan sosok inspiratif di balik usaha konstruksi baja ringan yang terus berkembang sejak 2012. Bermula dari pengalaman menjadi aplikator dan tukang pelafon, kini ia dikenal sebagai pelaku usaha lokal yang mampu menangani proyek-proyek bernilai ratusan juta rupiah. Sebelum terjun ke dunia konstruksi, Nurqakin memiliki perjalanan hidup yang panjang dan penuh liku. Ia sempat menempuh pendidikan di sejumlah pesantren seperti Alhuda Jawa Timur, Langitan Jawa timur, hingga Saketi Kampung Bandrong. Namun karena kondisi ekonomi, ia harus mengubur impian melanjutkan pendidikan dan justru menjadi tukang salah satu anak buah kapal di perahu gardan yang terletak di Kecamatan Panimbang selama tujuh tahun. Bejualan ikan hias juga pernah ia tekuni, Bahkan Ia juga sempat mengikuti pelatihan kerja ke Taiwan selama tujuh bulan, namun gagal berangkat karena satu dan lain hal. Berbekal keuletan dan ketekunan, Nuryaqin mulai mencoba peruntungan di dunia proyek konstruksi. Berawal dari membantu pemborong, ia dipercaya mengelola proyek sendiri dengan modal awal Rp 10 juta dengan keuntungan pertama sebesar Rp 5 juta. Sejak itulah ia mantap menekuni dunia baja ringan.

Dengan usaha yang terus tumbuh, Nuryaqin memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Rakyat Indonesa (BRI). Awalnya, ia mengajukan pinjaman kecil atas nama orang tuanya pada saat sebelum menikah. Mulai dari Rp 5 juta, 10 Juta, 25 Juta, 50 Juta secara bertahap hingga Rp 100 juta. Semua proses dijalaninya tanpa agunan, cukup dengan surat dari desa dan kesabaran mengikuti prosedur. “Kalau saya itu perintis, bukan pewaris. Jadi KUR sangat membantu untuk masyarakat menengah ke bawah seperti saya,” ujarnya Nuryaqin kepada Jurnalis. Keuntungan dari proyek baja ringan ini tidak hanya untuk modal usaha, tapi juga sudah membuahkan hasil nyata. Dari pinjaman KUR, Nuryaqin berhasil membeli mobil secara tunai, membangun rumah sendiri, hingga menyisihkan tabungan. Ia memilih menghindari kredit konsumtif dan memutar dana untuk investasi produktif. Namun perjalanan usahanya tak selalu mulus. Ia pernah mengalami insiden saat membawa material dengan motor hingga menabrak mobil, serta menghadapi tantangan di perumahan elit ketika harus berurusan dengan satpam. Ia juga pernah hampir dilaporkan ke polisi akibat cat baja ringan yang mengenai mobil Camry milik konsumen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.